Ketika sebuah kawasan disulap menjadi real estate atau
industrial estate,kita cenderung lupa bahwa sebelumnya ada desa disana. Kita
hanya melihat perumahan,pabrik-pabrik,gedung pencakar
langit,apartemen,jalan-jalan dan taman-taman. Hal itu juga kita perhatikan di
Karawang,baik di kawasan industri Karawang,Jababeka,dan kompleks lainnya.
Beruntung kita kalau di sudut-sudut jalan kita menemukan
poster atau spanduk pemilihan lurah atau kepala desa. Artinya, kita tahu bahwa
kepala masih penting, bahkan bertambah penting belakangan ini. Menteri Dalam
Negeri, Gamawan Fauzi mengingatkan lebih dari 63 persen warga negara Indonesia
masih tinggal dipedesaan. Jadi baru 37 persen warga yang tinggal
diperkotaan,dan seolah-olah lupa adanya desa, kelurahan berikut semua
jajarannya. Padahal, disanalah terletak tonggak kepemimpinan yang sesungguhnya.
Mengapa demikian? Sebab semua aktifitas:
Politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan ,kesehatan dan
keagamaan, pada dasarnya bermula dan berakhir di desa. Kalau setiap desa pandai
mengelola sarana publik, semakin sehat dan majulah negeri ini. Kalau setiap
desa sehat, giat berolahraga, sehat pula negara ini. Baik dari segi individunya
maupun segi tatanan pemerintahannya. Dengan demikian maka akan terlahir para
pemimpin yang bersih dan sehat , baik jasmani maupun rohani yang selanjutnya
negara ini akan cepat berkembang dan maju,bersih dari segala penyakit koruptor.
Mari kita kembali ke desa, banyak yang belum tahu bahwa
jumlah desa sebenarnya semakin bertambah banyak dari masa ke masa. Pada tahun
2001, Republik Indonesia terdiri dari 61.562 desa.
Sedangkan pada tahun 2012 kemarin jumlahnya bertambah
menjadi 72.944 desa. Setiap tahun, jumlah desa meningkat rata-rata 2,4 persen.
Jadi semakin banyak pemimpin komunitas seiring dengan meningkatnya jumlah
warga.
Untuk memperkuat eksistensi desa itulah kita diminta
memperhatikan pembahasan Rencana
Undang-Undang (RUU) Desa. Secara tradisional, sejak belasan abad yang lalu,
desa selalu menunjukan peran yang mandiri,berkualitas dan berkesinambungan. Hal
itu kita lihat sampai sekarang, dalam bentuk adanya “MUDIK” atau “Pulang
Kampung”.
Indonesia adalah bangsa yang cinta dan rindu akan kampung
halaman atau desanya. Sejak kecil kita belajar
bernyanyi , “Desaku yang kucinta,pujaan hatiku”. Inilah yang perlu kita
segarkan kembali. Meskipun Jakarta sudah menjadi elit Menteng, Kebayoran baru,
Pondok Indah, Kelapa Gading, Marunda, Kebon Jeruk dan seterusnya, desa dan
kelurahan hendaknya menjadi hati nurani wilayah kita.
Hal ini perlu kita pelihara di Karawang, meskipun cepat atau
lambat ia menjadi kawasan international, atau zonz ekonomi khusus. Meskipun
kawasan ini telah berubah menjadi hamparan pabrik dan perumahan, dengan
pelabuhan kering,dengan kota kesehatan,dengan kantor imigrasi dan perpajakan
sendri, desa hendaknya tetap penting.
Melalui administrasi
desa kita mendapatkan jati diri yang sebenarnya. Kita juga memberikan jasa sambil mendapatkan pelayanan
yang sebaik-baiknya. Melalui desa kita ikut berpartisipasi menegakkan hukum, menjaga
lingkungan, mengembangkan dan melestarikan
kebudayaan adat istiadat. Desa, Sesungguhnya adalah sumber kekayaan
kita.
Masalahnya, mengapa desa identik dengan masalah
kependudukan, kemiskinan dan kebodohan? Benarkah desa adalah lambang
ketertinggalan? Hal ini yang harus dijawab dengan tegas oleh para pemimpin.
Desa adalah persemaian tempat tumbuhnya benih sumber daya manusia yang handal
dan berpotensi.
Secara tradisional, desa melahirkan ahli koperasi, ahli
keamanan, ahli kesehatan, ahli teknologi, ahli pengairan dan tokoh masyarakat
yang nyata. Di desa kita bertemu dengan jagabaya, modin,amir,ulu-ulu,kamitua,
dan semua profesi konvensional yang kita hormati. Sebelum kita mabuk kepayang
dengan Mall,plaza dan tower, kita juga dilahirkan dan dibesarkan oleh pasar
desa, mesjid desa, gereja desa, puri desa, lumbung desa, dan lembaga-lembaga
desa lainnya.
Kita akan berkembang menjadi bangsa yang besar, kaya dan
bermartabat sepanjang kita mampu dan pandai menghormati desa, yang telah
melahirkan bangsa dan negara Indonesia. Mulai sekarang , mari kita kenali, kita
kelola dan kita promosikan desa-desa yang sangat kita cintai. Coba sebutkan apa
nama desa favorite anda? Dan apakah sudah anda lakukan untuknya? Terima kasih
desaku tercinta.
0 comments:
Post a Comment